76cellular: Menyiksa para koruptor edan
counter76cellular jl.veteran no.76 lamongan jawatimur, GOD Bless You!

Selasa, 08 Maret 2011

Menyiksa para koruptor edan

Mengutip Kompas, sekarang pengadilan sedang melawan penyakit ‘lupa’ atau ‘tidak tahu’, sehingga kesulitan mengungkap jaringan korupsi. Di negara yang pemahaman HAM dan hukumnya sudah sangat tinggi, kejahatan kerah putih; seperti Korupsi & suap akan sangat sulit diungkap jika tidak ada saksi ataupun bukti pendukung yang lengkap.
Kejahatan dalam berbagai bentuk, yang dilakukan oleh manusia intelektual dan berpendidikan tinggi, akan semakin sulit dibuktikan karena semakin canggih dan sophisticated. Apakah dengan demikian kejahatan & kebusukan akan mengalahkan kebaikan ?
Selasa kemaren di Tv kabel diputar film serial ‘24′, yang sudah memasuki season ke-6 (?). Setiap season, selalu dimunculkan orang jahat baru, kelompok baru, dengan tujuan meneror dan menciptakan ketakutan di negara AS, untuk mendapatkan ‘bargaining power’, dalam rangka mewujudkan target dan tujuan dari perjuangan kelompok jahat masing-masing.
Yang menarik, ketika digambarkan bahwa cara paling ampuh - tetapi bukan paling sah - , dalam mengungkap kejahatan, aktor dan dalang kejahatan; adalah dengan menggunakan cara-cara ‘primitif’ yakni menyiksa dan menghalalkan segala cara.
AS yang menjunjung tinggi HAM dan hukum, tidak akan dapat dan berhasil menangkap dan mengungkap suatu teror, dalang kejahatan jika menggunakan cara-cara konvensional. Itulah inti yang disampaikan film serial ‘24′. Kenapa ?
Karena para penjahat di film tersebut, adalah pihak yang tahu ada azas hukum di AS yang membolehkan seorang saksi atau tersangka ‘tidak bicara’ tanpa didampingi pengacara, ada hukum yang akan menindak para aparat jika menyiksa atau merekayasa bukti suatu kasus.
Agen CTU, semacam unit anti teror AS; Jack Bauer, melanggar semua kaidah dan amandemen dalam konstitusi AS. Walaupun dikejar dan menjadi buron FBI, agensinya CTU dibubarkan, tetapi Jack Bauer tetap menjalankan dan mempercayai prinsip tersebut, ‘menghalalkan segala cara’ dalam mengungkap kejahatan - yang ternyata sangat berhasil - ; walaupun melanggar hukum AS dan kaidah universal HAM.
Apakah dalam menghadapi kejahatan kerah putih, ‘penyakit lupa’ dan ‘tidak tahu’ atau segala bentuk kebusukan dibutuhkan prinsip dan taktik seperti yang dilakukan agen CTU ? Hanya Tuhan dan Presiden RI yang lebih tahu.
Oh ya, Jack Bauer dan rekannya adalah seorang patriot dan berintegritas. Dalam film tersebut juga digambarkan bahwa kejahatan dan kebusukan berupa suap dan kepentingan pribadi, juga telah menyusup ke jajaran lembaga dan aparat pemerintahan AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan anda meninggalkan komentar dengan menjunjung tinggi nilai etika dan kesopanan.... terimakasih atas partisipasi dan kunjungan anda....
salam korsa,